Gunung Rinjani merupakan gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia dengan ketinggian 3726 Mdpl yang berada di Lombok Nusa Tenggara Barat. Gunung ini mempunyai pesona alam yang luar biasa, sehingga menjadi primadona dikalangan pendaki. Tak hanya pendaki dalam negeri, banyak pendaki luar negeri yang juga menjadi penikmat gunung ini. Selain puncak, tempat yang sering dikunjungai di gunung ini adalah danau segara anak. Disini pendaki biasanya mendirikan tenda, alasannya karena disini terdapat tanah datar yang luas, air terjamin, bisa memancing, terdapat sumber air panas untuk berendam, selain itu kita dimanjakan dengan pemandangan danau dan gunung baru jari yang sangat indah.
Kami melakukan perjalanan ke gunung Rinjani dari Kota Malang dengan melakukan perjalanan darat menggunakan Bus dari terminal Arjosari menuju Mataram. Kami berangkat pukul 18:00, lama perjalanan sekitar 22 jam dengan menyeberangi dua selat yaitu selat bali dan selat lombok. Setelah sampai di Mataram kami mengisi perut di warung dekat terminal yang sangat enak dan murah.
warung Bebalung
Setelah lapar hilang kami menyewa angkutan untuk menghantarkan ke Sembalun yang merupakan awal dari perjalan kami. Tak lupa kami menyempatkan untuk mampir disebuah pasar yang bernama pasar Aikmel untuk belanja sayur- mayur dan logistik untuk bekal kami selama di gunung. Pukul 23.00 kami sampai di pos pendaftaran dan menginap disana untuk istirahat dan menanti besok pagi untuk melakukan pendakian.
Basecame - pos 1
Alarm berbunyi pukul 04.30 merupakan tanda bahwa waktunya kita bangun untuk menjalankan ibadah sholat Subuh dan memasak makanan untuk mengisi tenaga sebelum perjalanan. Setelah perut terisi, perizinan sudah selesai dan segala sesuatunya dirasa siap, kita memulai pendakian pada pukul 07.00. Pendakian dimulai dengan area ladang penduduk, melewati sungai kering dan sabana. Apabila kita sudah melewati jembatan yang sudah kering dan terdapat petunjuk pos 1, maka artinya pos 1 sudah dekat. Jarak tempuh untuk sampai di pos 1 sekitar 2 Jam.
full team di pos 1
Pos 1 - pos 2
Perjalanan menuju pos 2 masih dengan vegetasi sabana dengan trek yang mulai menanjak. Panasnya matahari terasa menyengat karena tidak tertutup dedaunan sedikitpun. Jarak menuju pos 2 tidak terlalu jauh sekitar 1 jam, apabila cuaca cerah pos 2 dapat terlihat dari pos 1. Di pos 2 ini terdapat sumber air akan tetapi airnya tidak layak konsumsi karena sangat keruh. Disini kami Berisitirahat sebentar dan langsung melanjutkan perjalanan ke pos 3 untuk mendirikan tenda disana.
Pos 2 - Pos 3
Untuk sampai di pos 3 perjalanan ditempuh dengan 1,5 jam perjalanan dari pos 2. Karena di pos 3 ini terdapat air maka kami memutuskan untuk camp disini. Ternyata untuk mengambil air kita harus turun bukit dan mengambil air dengan membuat lubang pada pasir (bekas sungai) dan membiarkan lubang tersebut terisi air dan menunggu selama beberapa waktu sampai lubang tersebut terisi banyak air dan tunggu sampai jernih. Pilih pasir yang terlihat basah karena tidak semua pasir tersebut ada airnya.
Pos 3
Pos 3- Plawangan
Setelah selesai sarapan, pukul 09.00 kami meneruskan perjalanan menuju Plawangan yang merupakan pintu untuk menuju puncak. Jarak tempuh dari pos 3 menuju Plawangan sekitar 6 jam. dengan melewati yang biasa disebut dengan tujuh bukit penyesalan. Dinamakan bukit penyesalan karena disini kita melewati trek yang sangat curam yang sangat menguras tenaga, sehingga pendaki sering merasa menyesal karena untuk melanjutkan perjalanan tenaga sudah menipis dan apabila kembali sudah melakukan perjalanan yang jauh. Akan tetapi apabila sudah sampai di Plawangan pendaki dijamin tidak akan menyesal, karena dari sini puncak sudah terlihat dan kita dapat melihat indahnya danau segara anak dari atas. Kami mendirikan tenda disini walaupun anginnya sangat kencang. Setelah puas menikmati indahnya segara anak dan santap malam lengkap dengan susunya, kami pun beristirahat untuk mengembalikan stamina yang terkuras habis oleh bukit penyesalan karena dini harinya akan melakukan summit attack.
Summit Attack
Pukul 03.00 kami memulai summit attack dengan melawan dingin yang menusuk tulang. Lutut yang sudah mulai terasa kaku, dan sulit untuk melangkah melewati medan yang berubah berpasir. Akan tetapi sunrise yang sudah mulai menampakkan biasnya menambah semangat kami untuk cepat sampai di puncak. Walaupun hanya dapat menikmati sunrise di punggung gunung kami tetap bersyukur karena cuacanya sangat cerah dan begitu indah. Sudah banyak pendaki lain yang sudah sampai puncak duluan, kami pun tak mau kalah, dan akhirnya kita sampai di atap Lombok 3726 Mdpl. Terima kasih Tuhan atas kesempatan yang Kau berikan untuk melihat secuil surgaMu di Bumi Pertiwi ini.